Cileungsinews.id | Terminal Bus Cileungsi, Kabupaten Bogor, mulai dipenuhi oleh penumpang yang bakal mudik ke kampung halamannya jelang Lebaran 2022.
Memasuki Minggu ketiga bulan Ramadhan, Selasa 19 April 2022 siang, terminal tersebut terpantau mulai ramai penumpang yang akan mudik.
Baca Juga:
46 Ribu Lebih Pemudik Tiba di Jakarta dengan Kereta Api
Puluhan penumpang tampak sedang duduk menunggu kedatangan bus. Beberapa di antaranya berjalan menuju bus di tempat keberangkatan.
Para penumpang tersebut sengaja mudik dari jauh hari karena khawatir tidak kedapatan tiket dan terjebak macet di jalan.
"Takutnya kalau berangkat mepet malah ga dapet tiket. Belum lagi kena macet," ujar Jamila yang akan melakukan perjalanan mudik ke Madura, Jawa Timur.
Baca Juga:
Petugas Pos Terpadu Cileunyi Bantu Pemudik yang Alami Sakit
Jamila mendapatkan jadwal keberangkatan pada pukul 14.00 WIB. Dia mengaku sudah bisa memenuhi persyaratan untuk mudik sehingga lebih mudah.
"Persyaratan sih sudah dipenuhi, yang penting sudah vaksin. Daripada nanti ribet juga lah, kita ikuti aja aturan," ucapnya.
Pilih Mudik Cepat
Hal senada juga diutarakan Sunarko. Ia yang hendak pulang ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur memilih mudik lebih cepat karena takut kehabisan tiket.
"Sudah dua tahun ini kan enggak mudik karena ada pembatasan. Sekarang kan enggak ada (pembatasan), pasti ramai. Makanya pulang lebih cepat takut tiket habis," terangnya.
Rini Apriani, salah satu penjual tiket bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Cileungsi mengaku sudah menjual ratusan tiket dalam tiga hari terakhir ini.
"Sehari saja, puluhan tiket terjual. Dua hari ini juga penumpang juga sudah mulai ramai," ungkapnya.
Kenaikan harga tiket bus AKAP hampir dua kali lipat dibandingkan dengan harga normal. Dia mengatakan calon pemudik telah melakukan pemesanan tiket secara daring maupun membeli langsung untuk sejumlah tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Harga (tiket) juga sudah naik. Contohnya, Madura-Bogor dari harga Rp430 ribu, naik jadi Rp700 ribu," kata Rini.
Booster Mudik
Epidemiolog Iwan Ariawan menilai keputusan pemerintah membolehkan masyarakat mudik saat Lebaran tahun ini dengan mempertimbangkan penyebaran virus relatif terkendali, cakupan vaksinasi Covid-19 sudah tinggi baik di daerah asal maupun tujuan.
Iwan menilai, antibodi masyarakat, terutama di Jawa dan Bali, sudah tinggi sehingga mudik dirasa cukup aman.
Namun, Iwan mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 belum hilang. "Jadi ya tetap harus dilaksanakan syarat-syarat perjalanan. Kalau mau enak ya booster, sehingga tidak harus PCR, yang didatangi juga lebih aman. Protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," kata Iwan saat dihubungi wartawan, Selasa (19/4/2022).
Iwan juga mendorong pemerintah daerah agar terus menegakkan aturan. Akan banyak orang berkumpul, terutama di kawasan wisata. "Harus diperhatikan benar bagaimana protokol kesehatannya, PeduliLindungi harus tetap dijalankan."
Iwan memprediksi, kenaikan kasus Covid-19 setelah Lebaran tidak akan seperti setelah liburan-liburan sebelumnya. Kuncinya: masyarakat mengikuti aturan, pemerintah daerah menegakkan aturan. "Kalau itu dilakukan dengan baik ya bisa mengurangi risiko," tegas Iwan.
85 Juta Orang Mudik
Pemerintah memprediksi 85 juta orang akan mudik Lebaran tahun ini. Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat bahwa pandemi belum selesai.
Karena itu, dia mensyaratkan masyarakat usia di atas 18 tahun harus melengkapi diri dengan vaksin booster saat mudik, disiplin menjalankan protokol kesehatan, dan selalu bermasker saat di keramaian.
Sedangkan anak di bawah 18 tahun harus minimal mendapatkan dua kali vaksin. Tanpa harus menunjukkan hasil tes Covid-19 saat mudik. [jat]