Sebagai bagian dari introspeksi dan langkah awal perbaikan, Tuty meminta kepada Pemkab Bogor untuk melakukan audit IPAL berkala (per tiga bulan misalnya) terhadap semua pabrik disepanjang aliran Sungai Cileungsi.
Bahkan perlu ditempatkan pejabat Pengawas Lingkungan Hidup yang jadi detektif Pemkab Bogor terkait pencemaran lingkungan Sungai Cileungsi.
Baca Juga:
Kronologi Seorang Remaja Hanyut Setelah Selamatkan Temannya di Sungai Cileungsi
"Secara berkala dilakukan pengawasan, pengecekan, dan patroli oleh detektif ini agar bila terjadi pencemaran bisa dideteksi dan dibereskan sejak dini. Kombinasi audit IPAL berkala dan detektif pencemaran akan jadi solusi jitu kurangi pencemaran di Sungai Cileungsi," cetusnya.
Tuty juga meminta dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam menangani masalah tersebut. Dukungan bisa dalam bentuk kebijakan, dukungan personil dan alat atau laboratorium, dan juga penindakan.
"Sungai Cileungsi ini kan juga melewati Kota Bekasi, jadi antar kabupaten-kota, bukan hanya masalah Kabupaten Bogor. Jadi harus dikerjakan secara keroyokan," pintanya.
Baca Juga:
Peringati Hari Ozon Sedunia, DLH Kabupaten Bogor Bersama PPLI Tanam 5.000 Bibit Pohon Buah di Bantaran Sungai Cileungsi, Klapanunggal
Tuty meyakini, jika hal tersebut dilakukan akan membuahkan hasil yang maksimal.
Dia juga meminta pabrik-pabrik disepanjang aliran Sungai Cileungsi punya kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan yang diejawantahkan dengan IPAL yang memadai.
"Kami mengimbau sekali kepada para pemilik pabrik disepanjang aliran Sungai Cileungsi untuk semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan. Yakinlah pencemaran yang terjadi tidak hanya merugikan masyarakat saja, pada waktunya mereka akan dirugikan juga," tandasnya. [jat]