Hal senada juga diutarakan Sunarko. Ia yang hendak pulang ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur memilih mudik lebih cepat karena takut kehabisan tiket.
"Sudah dua tahun ini kan enggak mudik karena ada pembatasan. Sekarang kan enggak ada (pembatasan), pasti ramai. Makanya pulang lebih cepat takut tiket habis," terangnya.
Baca Juga:
Jumlah Pemudik di Terminal Cileungsi Turun akibat Program Mudik Gratis Berbagai Instansi
Rini Apriani, salah satu penjual tiket bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Cileungsi mengaku sudah menjual ratusan tiket dalam tiga hari terakhir ini.
"Sehari saja, puluhan tiket terjual. Dua hari ini juga penumpang juga sudah mulai ramai," ungkapnya.
Kenaikan harga tiket bus AKAP hampir dua kali lipat dibandingkan dengan harga normal. Dia mengatakan calon pemudik telah melakukan pemesanan tiket secara daring maupun membeli langsung untuk sejumlah tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga:
Jumlah Penumpang Kereta Api Daop 1 Jakarta Tembus 738 Ribu di H-2 Lebaran
"Harga (tiket) juga sudah naik. Contohnya, Madura-Bogor dari harga Rp430 ribu, naik jadi Rp700 ribu," kata Rini.
Booster Mudik
Epidemiolog Iwan Ariawan menilai keputusan pemerintah membolehkan masyarakat mudik saat Lebaran tahun ini dengan mempertimbangkan penyebaran virus relatif terkendali, cakupan vaksinasi Covid-19 sudah tinggi baik di daerah asal maupun tujuan.